PENGORBANAN SEORANG IBU
Ijinkanlah saya bercerita tentang seorang Mama bagi saya
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang
mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu.
Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak
peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang
menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang
penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama
teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia
membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang
dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan pendidikan.
Mama, aku belajar banyak darimu. Semangatmu, perhatianmu kepada orang lain, kemauanmu dan kepercayaan dirimu.
Terima kasih atas doa-doa yang kau panjatkan untuk anak-anakmu
Nasehat-nasehatmu, air matamu dan motivasimu
Kangen sekali dengan masakan enakmu, obrolan ringanmu.
Aku harus menjadi anak ibuku yang berhasil, berani bermimpi dan memiliki potensi diri yang mewujudkannya menjadi aset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar